Fungsi Chimney pada PLTU
Bangunan yang paling menonjol pada suatu PLTU adalah Chimney atau cerobong asap. Ini karena Chimney merupakan bangunan yang paling tinggi dan paling mudah diamati dari kejauhan. Kira-kira pada sistem PLTU apanya kegunaan Chimney?
Chimney pada PLTU biasanya memiliki ketinggian 80 - 100 m untuk PLTU dengan kemampuan ekspor berkisar 50 MW (Berdasarkan PLTU tempat kerja). Semakin besar beban ekspor suatu PLTU sepertinya di butuhkan Chimney yang lebih besar. Untuk menentukan ketinggian yang dibutuhkan penulis belum tahu bagaimana cara menentukannya.
Chimney di bangun mengunakan beton yang cukup tebal yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk corong atau silinder yang tinggi. Untuk pembuatannya beton di buat dengan teknik pengecoran perlahan yang terus naik hingga Chimney jadi secara utuh.
Bentuk Chimney semakin atas atau tinggi letaknya maka lingkaran akan semakin mengecil atau mengerucut. Biasanya Chimney akan diberi warna merah dan putih, dan di beri lampu berkedip kedip agar tampak pada kejauhan
Walaupun tinggi dan besar Chimney diharuskan memiliki daya tahan yang kuat. Jadi di desain sedemikian rupa sehingga tetap kokoh walau terkena guncangan. Oleh karenanya biaya untuk pembangunan Chimney bisa dikatakan sangat mahal.
Secara umum fungsi Chimney pada PLTU adalah sebagai jalur pembuangan udara panas, asap, debu atau asap solar. Udara panas dan debu berasal dari sisa hasil pembakaran pada boiler. Sedangkan asap solar biasanya saat awal menyalakan atau start up pembangkit.
Dengan melalui Chimney udara panas yang di buang ke udara sekitar atau atmosfer akan keluar secara alami. Udara panas akan naik perlahan sehingga tidak terlalu panas saat terlepas di atmosfer.
Selain sebagai jalur pembuangan udara sisa pembakaran boiler, biasanya pada ujung Chimney akan di tambah beberpa sensor untuk memantau kandungan gas dan debu yang terkandung. Sensor bisa berupa pembacaan SO2, NOX, O2, debu, temperatur, pressure, flow, kelembapan, dst. Sensor-sensor ini tentu berguna untuk mengetahui kondisi dan kandungan udara hasil buangan. Bisa di jadikan untuk memantau pencemaran udara hasil buangan.
Itu saya yang bisa di share, jika ada salah mohon dikoreksi. Kritik saran membangun di butuhkan.
Semoga bermanfaat....
Sumber Refrensi:
http://www.satuenergi.com/2015/03/prinsip-kerja-chimney-pada-pembangkit.html?m=1
Chimney pada PLTU biasanya memiliki ketinggian 80 - 100 m untuk PLTU dengan kemampuan ekspor berkisar 50 MW (Berdasarkan PLTU tempat kerja). Semakin besar beban ekspor suatu PLTU sepertinya di butuhkan Chimney yang lebih besar. Untuk menentukan ketinggian yang dibutuhkan penulis belum tahu bagaimana cara menentukannya.
Sumber gambar: satuenergi.com |
Chimney di bangun mengunakan beton yang cukup tebal yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk corong atau silinder yang tinggi. Untuk pembuatannya beton di buat dengan teknik pengecoran perlahan yang terus naik hingga Chimney jadi secara utuh.
Bentuk Chimney semakin atas atau tinggi letaknya maka lingkaran akan semakin mengecil atau mengerucut. Biasanya Chimney akan diberi warna merah dan putih, dan di beri lampu berkedip kedip agar tampak pada kejauhan
Walaupun tinggi dan besar Chimney diharuskan memiliki daya tahan yang kuat. Jadi di desain sedemikian rupa sehingga tetap kokoh walau terkena guncangan. Oleh karenanya biaya untuk pembangunan Chimney bisa dikatakan sangat mahal.
Secara umum fungsi Chimney pada PLTU adalah sebagai jalur pembuangan udara panas, asap, debu atau asap solar. Udara panas dan debu berasal dari sisa hasil pembakaran pada boiler. Sedangkan asap solar biasanya saat awal menyalakan atau start up pembangkit.
Dengan melalui Chimney udara panas yang di buang ke udara sekitar atau atmosfer akan keluar secara alami. Udara panas akan naik perlahan sehingga tidak terlalu panas saat terlepas di atmosfer.
Selain sebagai jalur pembuangan udara sisa pembakaran boiler, biasanya pada ujung Chimney akan di tambah beberpa sensor untuk memantau kandungan gas dan debu yang terkandung. Sensor bisa berupa pembacaan SO2, NOX, O2, debu, temperatur, pressure, flow, kelembapan, dst. Sensor-sensor ini tentu berguna untuk mengetahui kondisi dan kandungan udara hasil buangan. Bisa di jadikan untuk memantau pencemaran udara hasil buangan.
Itu saya yang bisa di share, jika ada salah mohon dikoreksi. Kritik saran membangun di butuhkan.
Semoga bermanfaat....
Sumber Refrensi:
http://www.satuenergi.com/2015/03/prinsip-kerja-chimney-pada-pembangkit.html?m=1
vasusAlucwo Kristy Jones click here
ReplyDeleteciibithemer