Sensor dan Transduser Bag.2
Resistance Thermal Detector (RTD)
RTD
adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang sering digunakan. RTD
dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada bahan
keramik isolator. Bahan
tersebut antara lain; platina, emas, perak, nikel dan tembaga, dan yang terbaik
adalah bahan platina karena dapat digunakan menyensor suhu sampai 1500o
C. Tembaga dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih rendah dan lebih murah,
tetapi tembaga mudah terserang korosi.
Termokopel
Pembuatan termokopel didasarkan atas sifat
thermal bahan logam. Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu
ujungnya maka pada ujung tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak
semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron
saling desak dan bergerak ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan
demikian pada ujung batang yang dipanaskan akan terjadi muatan positif.
Infrared
Pyrometer
Sensor
inframerah dapat pula digunakan untuk sensor temperatur
Infrared Pyrometer sebagai sensor
temperatur
Memfaatkan perubahan panas antara
cahaya yang dipancarkan dengan diterima yang diterima pyrometer terhadap objek
yang di deteksi.
Sensor Mechanics
Sensor
Posisi
Pengukuran posisi dapat
dilakukan dengan cara analog dan digital. Untuk pergeseran yang tidak terlalu
jauh pengukuran dapat dilakukan menggunakan cara-cara analog, sedangkan untuk
jarak pergeseran yang lebih panjang lebih baik digunakan cara digital.
Hasil sensor posisi atau
perpindahan dapat digunakan untuk mengukur perpindahan linier atau
angular. Teknis perlakuan sensor dapat dilakukan dengan cara terhubung langsung
( kontak ) dan tidak terhubung langsung ( tanpa kontak ).
Strain gauge (SG)
Strain
gauge dapat dijadikan sebagai sensor posisi. SG dalam operasinya memanfaatkan
perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan untuk mengukur perpindahan
yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau
peregangan (tensile strain)
Sensor
Induktif dan Elektromagnet
Sensor induktif memanfaatkan
perubahan induktansi
• sebagai
akibat pergerakan inti feromagnetik dalam koil
• akibat bahan feromagnetik yang mendekat
Sensor
posisi: (a) Inti bergeser datar (b) Inti
I bergser berputar,
(c) Rangkaian
variable induktansi
Transduser
Kapasitif
–
memanfaatkan perubahan kapasitansi
• akibat
perubahan posisi bahan dielektrik diantara kedua keping
• akibat
pergeseran posisi salah satu keping dan luas keping yang berhadapan langsung
• akibat penambahan jarak antara kedua keeping
Sensor posisi kapasitif: (a) pergeseran media mendatar,
(b) pergeseran
berputar, (c) pergeseran jarak plat
Sensor
Kecepatan ( Motion Sensor)
Pengukuran kecepatan
dapat dilakukan dengan cara analog dan cara digital. Secara umum pengukuran
kecepatan terbagi dua cara yaitu: cara angular dan cara translasi. Untuk
mengukur kecepatan translasi dapat diturunkan dari cara pengukuran angular.
Yang dimaksud dengan pengukuran angular adalah pengukuran kecepatan rotasi
(berputar), sedangkan pengukuran kecepatan translasi adalah kecepatan gerak
lurus beraturan dan kecepatan gerak lurus tidak beraturan.
Tacho
Generator
Sensor yang sering
digunakan untuk sensor kecepatan angular adalah tacho generator. Tacho
generator adalah sebuah generator kecil yang membangkitkan tegangan DC ataupun
tegangan AC. Dari segi
eksitasi tacho generator dapat dibangkitkan dengan eksitasi dari luar atau imbas
elektromagnit dari magnit permanent.
Pengukuran
Kecepatan Cara Digital
Pengukuran kecepatan
cara digital dapat dilakukan dengan cara induktif, kapasitif dan optik.
Pengukuran dengan cara induksi dilakukan menggunakan rotor bergerigi, stator
dibuat dari kumparan yang dililitkan pada magnet permanen. Keluaran dari sensor ini berupa
pulsa-pulsa tegangan. Penggunaan cara ini cukup sederhana, sangat praktis tanpa
memerlukan kopling mekanik yang rumit, serta memiliki kehandalan yang tinggi,
tetapi kelemahannya tidak dapat digunakan untuk mengukur kecepatan rendah dan
tidak dapat menampilkan arah putaran
Sensor Tekanan ( Presure Sensor )
• Transduser tekanan dan gaya (load cell)
– terdiri dari bahan elastis dan sensor perpindahan
(displacement)
– besaran ukur (i) strain atau (ii) displacement
– pengelompokan: tipe absolute gauge dan diferensial
Sensor
Aliran Fluida ( Flow Sensor)
Pengukuran aliran mulai
dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot mengatur jumlah fluida yang
mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vektor kecepatan
aliran pada suatu titik dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut berubah dari
titik ke titik.
Pengukuran
atau penyensoran aliran fluida dapat digolongkan sebagai berikut:
• Pengukuran
kuantitas
• Pengukuran
ini memberikan petunjuk yang sebanding dengan kuantitas total yang telah
mengalir dalam waktu tertentu. Fluida mengalir melewati elemen primer secara
berturutan dalam kuantitas yang kurang lebih terisolasi dengan secara
bergantian mengisi dan mengosongkan bejana pengukur yang diketahui
kapasitasnya.
• Pengukuran
laju aliran
Laju aliran
Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan yang mengalir lewat pipa, yakni:
Q = A.V
tetapi dalam praktek, kecepatan
tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi kecepatan terukur rata-rata dari
cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan rata-rata sebenarnya. Gejala ini
dapat dikoreksi sebagai berikut:
Q = K.A.V
di mana K adalah konstanta
untuk pipa tertentu dan menggambarkan hubungan antara kecepatan rata-rata
sebenarnya dan kecepatan terukur. Nilai konstantaini bisa didapatkan melalui
eksperimen.
Sumber:
Kalo ndak salah tulisan di atas saya rangkum dari artikel
orang yang saya download di scribd.com. Maaf sumber masih belum jelas.
Comments
Post a Comment