Ayo Donor Darah

Mendengar kata donor darah pasti ada yang merasa takut. Yang terbayang jarum suntik yang bikin 'menggigil'. Ya, semua orang pasti pernah merasakan hal itu, apalagi saat baru pertama kali ingin mencoba donor. Kita takut benar terhadap jarum dan sensasi rasa sakit yang akan ditimbulkannya. Kalau ditanya donor itu sakit ngak sih? Jawabanya sakit!. Tapi rasa sakitnya itu cuma sebentar kok, paling saat jarum pertama kali disuntikkan ke pembuluh darah. Sebagai 'pereda' rasa sakitnya, kita bisa bayangin manfaat yang akan diterima kalau kita mendonorkan darah. Kesembuhan yang diperoleh pasien, rasa sakit pasien yang lebih 'parah' ketimbang hanya disuntik bisa berkurang, senyuman pasien atau orang terkasihi yang kembali mengembang, dan hal-hal positif yang menguatkan lainnya.
Kebutuhan darah yang di perlukan masyarakat, terkadang masih sangat kurang ketimbang stok yang dimiliki PMI. Namanya juga musibah, sakit, kecelakaan selalu ada disetiap harinya. Jadi kebutuhan akan darah akan selalu ada disetiap harinya. Itulah saat dibutuhkannnya pendonor sukarela. Yang mendonorkan darah dengan sukarela, walau ia tidak begitu mengenal kepada siapa darahnya akan didonorkan. Emang terkadang rasa takut kita yang lebih besar, membuat kita tidak berani untuk mencoba. Suport atau dorongan dari teman biasanya sangat dibutuhkan disini. Walau kadang dorongannya berupa 'ejekan'. "Masak badan besar, tapi takut jarum yang kecil", "AAh, jangan mau kalah tuh sama cewek itu, dia aja berani masak kamu enggak?". Walau nadanya rada mengejek, tapi terkadang itu ampuh bagi beberapa orang.

Nah, untuk yang mau donor ada syarat-syarat yang harus dipenuhi:
  • Laki-laki/ wanita berusia 18-60 tahun
  • Sehat jasmani dan rohani menurut pemeriksaan dokter.
  • berat badan minimal 45 kg.
  • Kadar Hemoglobin minimal 12,5 g/dl.
  • Tekanan darah sistolik 100-180 mmHg dan Diastolik 50-100 mmHg.
  • Tidak menderita penyakit berisiko tinggi seperti HIV/AIDS, hepatitis, sifilis, jantung,hati, paru, ginjal, kencing manis, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis.
  • Bagi wanita yang sedang haid, hamil atau menyusui tidak diperkenankan mendonorkan darahnya.

(Sumber: Donor darah PMR, PMI)

Udah tau syarat-syaratnya, hal yang perlu kita ketahui adalah manfaat dari berdonor darah:
  • Kesehatan kita selalu terkontrol, karena setiap akan donor tensi akan diperiksa selain itu darah akan dianalisis juga apakah ada penyakitnya atau tidak.
  • Mendapatkan kepuasan batin karena dapat membantu orang yang sangat membutuhkan.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh, karena dengan berdonor otomatis darah yang lama akan tergantikan dengan darah yang baru.
  • Menambah sahabat, kawan, atau saudara. Secara ngak langsung nih silaturahmi dengan orang baru akan terjalin.
  • Mengasah kepekaan hati. Rasa simpati, kasihan atau perihatin terkadang muncul setelah mendengar kisah dari sang keluarga yang membutuhkan darah.
  • Tentunya akan mendapat pahala jika kita berdonornya ikhlas, ngak mengharapkan balasan berupa materi.
Dalam kegiatan mendonorkan darah ini terkadang ada lho kekecewaan dari masyarakat. Ini sebenarnya kesalahpahaman dari masyarakat juga dan terkadang karena ketidaktahuan juga. Masyarakat kecewa karena PMI terlihat seperti 'menjual' darah yang telah didonorkan. Memang pasien yang membutuhkan darah 'ditarif' biaya berkisar 300-350 ribu rupiah. Masyarakat kecewa, padahal mereka yang mencari pendonor sukarela sendiri, tapi ujung-ujungnya harus tetap bayar juga.

Dari PMI menjelaskan sebenarnya untuk darahnya tidak diperjualbelikan. Namun untuk biaya operasional yang besar dan subsidi dari pemerintah tidak bisa menutupi, maka masyarakat dibebankan pula biaya operasional ini. Kalau dijaarin biaya operasionalnya digunakan untuk hal-hal berikut:
  • Pembelian kantong darah yang masih beli diluar negeri, katanya sih dari jepang atau singapur.
  • Pemeriksaan laboratium darah untuk mendeteksi darah bersih dari penyakit-penyakit berbahaya.
  • Pemeriksaan awal darah berupa tensi, gol darah, HB, dll.
  • Perawatan/ pemeliharaan darah agar tidak rusak.
  • Untuk yang membutuhkan darah jenis trombosit umpamannya, dibutuhkan pemrosesan lanjutan dengan alat khusus.
Semua itu sebenarnya sepadan dengan biaya yang dikeluarkan pasien. Klo kita liat orang-orang yang bekerja di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI adalah orang yang banyak berkorban. Ya, mereka yang mengecek darah, amat berisiko untuk tertular penyakit berbahaya kalau tidak hati-hati. Mereka juga terkadang harus merelakan hari-hari untuk bersenang-senang atau acara keluarga karena harus standby di PMI. Namanya orang sakit gak pernah ada liburnya juga. Jadi ada baiknya masyarakat untuk mengetahui hal-hal seperti ini agar tidak ada kesalah pahaman.

Semoga dengan penjelasan singkat ini yang masih takut, ragu-ragu untuk berdonor darah mau untuk mencoba berdonor darah, setidaknya berpura-pura 'berani' yang akhirnya jadi berani beneran.

Semoga bermanfaat,....

Comments

Popular posts from this blog

Tips Lulus Psikotes

Penyebab tidak bisa mengupload program ke Arduino

Memperbaiki Charger Laptop (Terputus)