Memahami Fungsi Governor pada sistem PLTU
Governor dalam sistem PLTU merupakan ekuipmen yang sangat penting. Governor merupakan pengatur besar kecilnya tekanan uap panas yang masuk ke dalam turbin, yang nantinya memutar generator. Untuk jelasnya sebagai berikut:
Governor pada sistem PLTU memiliki kegunaan utama sebagai pengatur besar kecilnya uap panas yang masuk turbin. Mudahnya bisa di analogikan seperti keran. Biasanya untuk mengatur besar kecilnya bukaan ini menggunakan tekanan oli atau seperti hidrolik. Dalam PLTU sistem hidrolik governor biasa di sebut dengan DEH (Digital Elektrik Hidrolik) System.
Pada governor terdiri dari beberapa lubang yang terbuka perlahan sesuai dengan dorongan atau tekanan hidrolik. Steam yang mengalami kebocoran pada governor akan melalui jalur kebocoran atau leakage yang nantinya akan digunakan sebagai pemanas awal di gland seal.
Karena sering dilalui tekanan uap panas yang sangat tinggi governor amat rawan untuk mengalami kebocoran. Untuk melakukan perbaikan, jika ada kebocoran pada governor membutuhkan waktu yang lama. Terutama untuk pendinginan suhu apabila kerusakan terjadi selama operasional.
Peran operator sangat berpengaruh terhadap keandalan kinerja governor, serta menjaga governor dari kerusakan. Ada baiknya antara beban eksport dengan pressure yang masuk turbine berada di posisi ideal operasional.
Nilai bukaan governor yang menurut penulis baik yaitu berkisar 55 - 65 %. Jika bukaan governor terlalu kecil kemungkinan untuk terjadi kebocoran lebih besar, dikarenakan tekanan uap panas yang tertahan semakin besar. Sedangkan jika bukaan governor terlalu besar, maka kinerja dari pompa EH oil akan semakin berat.
Biasanya untuk mengatasi kelebihan pressure, dan menjaga bukaan governor ideal, operator perlu melakukan ekshaus atau pembuangan steam ke udara luar.
Demikian sedikit penjelasan mengenai fungsi governor pada sistem PLTU menurut pengalaman penulis. Jika ada kekurangan dan kesalahan bisa ditambahkan dan dikoreksi.
Semoga bermanfaat....
Governor pada sistem PLTU memiliki kegunaan utama sebagai pengatur besar kecilnya uap panas yang masuk turbin. Mudahnya bisa di analogikan seperti keran. Biasanya untuk mengatur besar kecilnya bukaan ini menggunakan tekanan oli atau seperti hidrolik. Dalam PLTU sistem hidrolik governor biasa di sebut dengan DEH (Digital Elektrik Hidrolik) System.
Pada governor terdiri dari beberapa lubang yang terbuka perlahan sesuai dengan dorongan atau tekanan hidrolik. Steam yang mengalami kebocoran pada governor akan melalui jalur kebocoran atau leakage yang nantinya akan digunakan sebagai pemanas awal di gland seal.
Karena sering dilalui tekanan uap panas yang sangat tinggi governor amat rawan untuk mengalami kebocoran. Untuk melakukan perbaikan, jika ada kebocoran pada governor membutuhkan waktu yang lama. Terutama untuk pendinginan suhu apabila kerusakan terjadi selama operasional.
Peran operator sangat berpengaruh terhadap keandalan kinerja governor, serta menjaga governor dari kerusakan. Ada baiknya antara beban eksport dengan pressure yang masuk turbine berada di posisi ideal operasional.
Nilai bukaan governor yang menurut penulis baik yaitu berkisar 55 - 65 %. Jika bukaan governor terlalu kecil kemungkinan untuk terjadi kebocoran lebih besar, dikarenakan tekanan uap panas yang tertahan semakin besar. Sedangkan jika bukaan governor terlalu besar, maka kinerja dari pompa EH oil akan semakin berat.
Biasanya untuk mengatasi kelebihan pressure, dan menjaga bukaan governor ideal, operator perlu melakukan ekshaus atau pembuangan steam ke udara luar.
Demikian sedikit penjelasan mengenai fungsi governor pada sistem PLTU menurut pengalaman penulis. Jika ada kekurangan dan kesalahan bisa ditambahkan dan dikoreksi.
Semoga bermanfaat....
Comments
Post a Comment