Ingat kematian, Sebagai motivasi Perbaikan Diri
Terasa berat dan tidak menyenangkan. Karena ada kesedihan dan perpisahan. Nun sadar atau tidak, siap atau tidak, senang atau tidak, yang namanya kematian akan dan pasti kita temui. Disana kita bisa mengambil pelajaran bagi yang mau mengambil pelajaran dari kematian ini.
Biasa saat penguburan kita akan selalu diingatkan untuk mengambil pelajaran dari kematian ini. Diingatkan untuk selalu mempersiapkan amal.
Yang namanya kematian tidak kenal umur, waktu, dan tempat. Bisa terjadi kapan saja. Kemaren kita lihat sehat namun ternyata esoknya sudah wafat. Kita tidak tahu kapan giliran kita datang.
Mengingat kematian bukan jadi hambatan kita untuk berkarya, berkreasi. Namun dengan mengingat kematian tentu kita seharusnya beramal dengan sebaiknya, mempersiapkan diri dengan maksimal. Bukan malah berpikir hidup hanya sekali dan harus bersenang-senang, sebelum kematian.
Dalam Islam, hidup adalah ladang amal untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian. Sebagai bekal kehidupan akhirat yang lebih kekal.
Setelah kematian amal seseorang akan terputus. Kecuali ada beberapa amal yang pahalanya terus mengalir. Amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak Sholeh/ Solehah.
Jadi kita yang masih hidup banyak-banyak beramal jariah. Contohnya kita ikut serta dalam pendanaan pembangunan masjid, atau ikut gotong royong dalam proses pembangunannya. Selama masjid digunakan sholat, kita dapat kebagian amalnya. Demikian juga ilmu yang bermanfaat. Selama ilmu kita digunakan untuk kebaikan kita mendapat juga pahalanya.
Anak Soleh yang mendoakan orang tuanya yang telah meninggal InsyaAllah akan dikabulkan oleh Allah SWT. Meringankan dosa dan kesalahan orang tua. Tentu amal baik anak yang Soleh akan mengalir ke orang tua, karena orang tua juga berperan besar mendidik anak. Kita sebagai anak tentunya harus berusaha untuk menjadi anak yang Soleh/ Solehah.
Dengan banyak mengingat kematian, kita selalu berharap , dan mohon bimbingan dari Allah SWT untuk selalu dalam kebaikan. Berharap semoga akhir kehidupan kita berakhir baik, Khusnul khatimah. Amin.
Semoga bermanfaat...
Biasa saat penguburan kita akan selalu diingatkan untuk mengambil pelajaran dari kematian ini. Diingatkan untuk selalu mempersiapkan amal.
Yang namanya kematian tidak kenal umur, waktu, dan tempat. Bisa terjadi kapan saja. Kemaren kita lihat sehat namun ternyata esoknya sudah wafat. Kita tidak tahu kapan giliran kita datang.
Mengingat kematian bukan jadi hambatan kita untuk berkarya, berkreasi. Namun dengan mengingat kematian tentu kita seharusnya beramal dengan sebaiknya, mempersiapkan diri dengan maksimal. Bukan malah berpikir hidup hanya sekali dan harus bersenang-senang, sebelum kematian.
Dalam Islam, hidup adalah ladang amal untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian. Sebagai bekal kehidupan akhirat yang lebih kekal.
Setelah kematian amal seseorang akan terputus. Kecuali ada beberapa amal yang pahalanya terus mengalir. Amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak Sholeh/ Solehah.
Jadi kita yang masih hidup banyak-banyak beramal jariah. Contohnya kita ikut serta dalam pendanaan pembangunan masjid, atau ikut gotong royong dalam proses pembangunannya. Selama masjid digunakan sholat, kita dapat kebagian amalnya. Demikian juga ilmu yang bermanfaat. Selama ilmu kita digunakan untuk kebaikan kita mendapat juga pahalanya.
Anak Soleh yang mendoakan orang tuanya yang telah meninggal InsyaAllah akan dikabulkan oleh Allah SWT. Meringankan dosa dan kesalahan orang tua. Tentu amal baik anak yang Soleh akan mengalir ke orang tua, karena orang tua juga berperan besar mendidik anak. Kita sebagai anak tentunya harus berusaha untuk menjadi anak yang Soleh/ Solehah.
Dengan banyak mengingat kematian, kita selalu berharap , dan mohon bimbingan dari Allah SWT untuk selalu dalam kebaikan. Berharap semoga akhir kehidupan kita berakhir baik, Khusnul khatimah. Amin.
Semoga bermanfaat...
Comments
Post a Comment