Terorisme bukan Islam
Beberapa hari belakangan dihebohkan oleh ricuhnya Tahanan Mako Brimob. Kericuhan hingga ada korban jiwa 5 orang polisi dan 1 Narapidana. Dan kemaren (Ahad, 13 Mei 2018) terjadi teror bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya, yang juga memakan beberapa korban sipil.
Beberapa kasus ini membuat nama Islam tercoreng, bahkan ada phobia terhadap Islam. Phobia terhadap Islam yang terjadi bukan dari agama selain Islam saja, bahkan ada umat Islam yang jadi takut untuk belajar atau mengaji ajaran Islam.
Ajaran Islam yang benar dan lurus tak pernah mengajarkan untuk membuat teror-teror seperti bom bunuh diri ini. Islam mengajarkan kebaikan, melarang mendzolimi orang lain, mendzolimi diri sendiri pun dilarang.
Karena kasus seperti ini, banyak orang yang menilai seseorang yang berusaha ikhlas menjalankan ajaran Islam yang murni dan benar sebagai teroris. Orang yang berjenggot, celana cingkrang, bercadar, berhijab syar'i, dst dianggap sebagai teroris. Padahal orang seperti ini belum tentu seorang teroris.
Hal ini menjadi layaknya fitnah yang membuat seseorang sulit membedakan mana kebenaran dan mana yang salah. Terkadang membuat seseorang tak mau belajar Islam, memandang Islam sebagai sarang teroris, mengajarkan kekerasan dst.
Jika seseorang belajar Islam yang benar, Islam yang murni tentu akan menemukan bahwa Islam mengajak kepada kedamaian, ketentraman dan kerukunan.
Kelompok teroris ini ada kemungkinan salah dalam menafsirkan ajaran Islam, terlalu fanatisme, menganggap paling benar. Selain itu mereka terlalu memendam kekecewaan, kemarahan terhadap pemerintah.
Jalan untuk memperbaiki keadaan ada banyak pilihan, bukan melakukan teror. Bisa dialog, berda'wah, berkarya positif, dll. Apalagi di Indonesia termasuk negara yang damai, bukan daerah / zona peperangan. Jika di zona peperangan dengan musuh yang benar-benar jelas, perilaku bom bunuh diri dalam keadaan terdesak baru di perbolehkan.
Intinya dalam Islam tak mengajarkan teror seperti ini, teror yang merusak keamanan, kedamaian banyak orang. Jika pun ada kekecewaan, kesalahan pemerintah bukankan bisa mengunakan jalan yang lebih baik, saling mengingatkan dan memaafkan.
Semoga kita tidak takut oleh teror seperti ini, tidak memecah belah dan saling menyalahkan antar umat beragama.
Semoga kita terhindar dari pemahaman yang salah ini, dan jika ada yang memiliki pemahaman yang salah seperti ini bisa diperbaiki pemahamannya. Dengan demikian indonesia menjadi negara yang maju, damai dan sejahtera. Amin
Beberapa kasus ini membuat nama Islam tercoreng, bahkan ada phobia terhadap Islam. Phobia terhadap Islam yang terjadi bukan dari agama selain Islam saja, bahkan ada umat Islam yang jadi takut untuk belajar atau mengaji ajaran Islam.
Ajaran Islam yang benar dan lurus tak pernah mengajarkan untuk membuat teror-teror seperti bom bunuh diri ini. Islam mengajarkan kebaikan, melarang mendzolimi orang lain, mendzolimi diri sendiri pun dilarang.
Karena kasus seperti ini, banyak orang yang menilai seseorang yang berusaha ikhlas menjalankan ajaran Islam yang murni dan benar sebagai teroris. Orang yang berjenggot, celana cingkrang, bercadar, berhijab syar'i, dst dianggap sebagai teroris. Padahal orang seperti ini belum tentu seorang teroris.
Hal ini menjadi layaknya fitnah yang membuat seseorang sulit membedakan mana kebenaran dan mana yang salah. Terkadang membuat seseorang tak mau belajar Islam, memandang Islam sebagai sarang teroris, mengajarkan kekerasan dst.
Jika seseorang belajar Islam yang benar, Islam yang murni tentu akan menemukan bahwa Islam mengajak kepada kedamaian, ketentraman dan kerukunan.
Kelompok teroris ini ada kemungkinan salah dalam menafsirkan ajaran Islam, terlalu fanatisme, menganggap paling benar. Selain itu mereka terlalu memendam kekecewaan, kemarahan terhadap pemerintah.
Jalan untuk memperbaiki keadaan ada banyak pilihan, bukan melakukan teror. Bisa dialog, berda'wah, berkarya positif, dll. Apalagi di Indonesia termasuk negara yang damai, bukan daerah / zona peperangan. Jika di zona peperangan dengan musuh yang benar-benar jelas, perilaku bom bunuh diri dalam keadaan terdesak baru di perbolehkan.
Intinya dalam Islam tak mengajarkan teror seperti ini, teror yang merusak keamanan, kedamaian banyak orang. Jika pun ada kekecewaan, kesalahan pemerintah bukankan bisa mengunakan jalan yang lebih baik, saling mengingatkan dan memaafkan.
Semoga kita tidak takut oleh teror seperti ini, tidak memecah belah dan saling menyalahkan antar umat beragama.
Semoga kita terhindar dari pemahaman yang salah ini, dan jika ada yang memiliki pemahaman yang salah seperti ini bisa diperbaiki pemahamannya. Dengan demikian indonesia menjadi negara yang maju, damai dan sejahtera. Amin
Comments
Post a Comment