TGB keluar Partai Demokrat

TGB atau tuan guru bajang belakangan cukup santer di media TV nasional. Banyak berita bahwa TGB adalah cawapres yang akan di pilih Jokowi. Namun belakangan berita memuat TGB memilih keluar partai Demokrat. Kenapa ya?

Dunia politik emang sulit  untuk diprediksi. Dulu kawan sekarang bisa jadi lawan dan sebaliknya. Selalu ada hal yang tak terduga dalam dunia politik. Oleh karenanya banyak orang yang apatis atau tak peduli dengan dunia politik, banyak yang memandang politik adalah sandiwara yang penuh kebohongan. Pendapat ini tidak salah, memang banyak yang terlihat, terkesan dan fakta seperti itu.

Terlepas dari hal tersebut, pak TGB kalau di media terlihat sebagai peribadi yang berusaha untuk berada "di tengah", seakan ingin menjembatani dua kubu yang terpisah oleh jurang. Dalam setiap wawancara pak TGB terkesan tak ingin mencari jabatan, hanya ingin ikut mengabdi. Saat di tanya masuk kandidat cawapres, beliau mensyukuri hal tersebut,  dan merasa banyak tokoh besar, tokoh nasional yang lebih layak dari dirinya.

Sosok nya memiliki karisma tersendiri. Pengetahuan yang luas serta penyampaian yang lugas membuat banyak orang yakin akan kemampuan serta kapasitasnya dalam menyelesaikan banyak persoalan bangsa.

Untuk alasan TGB keluar Demokrat tidak di beritahukan. Pihak partai Demokrat pun berterimakasih atas kerja keras dan pengabdian TGB ke partai Demokrat.

Dengan keluarnya TGB dari partai Demokrat ini membuat TGB benar-benar  terlihat sebagai sosok "independen", yang tak membebani partai atau terbebani partai.

Tapi penulis sebagai orang awam politik merasa, pak SBY sempat sakit beberapa hari lalu karena terlalu lelah memikirkan masalah politik internal dan eksternal partai nya. Mungkin ada kebingungan untuk mendukung pihak yang mana.

Berita TGB keluar dari partai Demokrat mencuat di saat pak Jokowi bertemu dengan 6 ketua partai pengusungnya. Dalam pertemuan tersebut katanya nama cawapres sudah mengerucut dan sudah ada, tinggal pak Jokowi langsung yang akan mengumumkan dalam waktu dekat. Entah ini kebetulan atau tidak kita tak tahu.

Memang pak TGB bisa di bilang sosok yang fenomenal. Bagaimana tidak memimpin dari pulau yang kecil 2 periode, jelang pilpres 2019 namanya mencuat sebagai capres atau cawapres. Hal ini sepertinya karena keadaan sosial politik sebelumnya.

Kita yang kebanyakan sebagai masyarakat awam politik, tentu memiliki pilihan tersendiri. Media sangat banyak memberi pengaruh kepada masyarakat dalam hal politik ini. Informasi yang tersebar bisa memberi pemahaman positif atau malah negatif. Dari kita sebagai masyarakat juga harus memiliki filter dan standart untuk memilah informasi yang kita cerna.

Tentu semua pihak berharap Indonesia akan jadi lebih baik kedepannya. Menjadi negara yang kaya, makmur serta mensejahterakan seluruh rakyatnya. Selain berusaha kita tak boleh lupa berdoa semoga kelak pemimpin presiden dan wakil presiden yang terpilih adalah orang yang amanah, bertanggung jawab dan menjadi solusi bagi permasalahan di Indonesia. Dan tak lupa kita sebagai masyarakat juga harus terus berusaha untuk memperbaiki diri dalam segala aspek.

Sadar atau tidak sebagai orang yang beragama segala kepemimpinan akan di mintai pertanggung jawabannya, mungkin di dunia bisa membela diri, tapi di akhirat kelak pertanggung jawabannya sangat adil, tak ada yang terlewat dan tak ada yang di dzolimi.

Mohon maaf jika dalam tulisan ini banyak kesalahan. Penulis bukanlah seorang politikus, hanya merangkum dan mencatat info yang di serap dari berbagai media. Orang awam yang mencoba untuk memahami keadaan. Kritik saran membangun sangat dibutuhkan...

Semoga bermanfaat....

Comments

Popular posts from this blog

Tips Lulus Psikotes

Penyebab tidak bisa mengupload program ke Arduino

Memperbaiki Charger Laptop (Terputus)