Apakah Indonesia butuh Pembangkit Nuklir?
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah pembangkit listrik yang bersumber dari nuklir. Memanfaatkan kan proses peleburan atau reaksi dari zat radioaktif, biasanya menggunakan uranium. Tapi apakah Indonesia memang sudah membutuhkan pembangkit listrik Nuklir?
Nuklir jika kebanyakan orang sangat menakutkan. Yang amat dikhawatirkan adalah dampak dari radiasi radio aktifnya. Yang dikatakan bisa merusak hingga ke gen seseorang. Dampak kesehatannya pun aman parah, dan sulit untuk disembuhkan.
Negara yang berpengalaman dan menggunakan nuklir salah satunya adalah Jepang. Jepang saat bencana alam dan tsunami kemaren ada reaktor nuklirnya di Fukushima mengalami kerusakan. Untuk proses perbaikan dandan pembersi radiasi radio aktifnya membutuhkan waktu yang lama. Belum lagi limbah radio aktif yang kemungkinan mencemari lingkungan.
Memang dalam membangun suatu PLTN di butuhkan banyak pertimbangan. Biasanya perlunya tenaga ahli yang benar-benar mumpuni, Lokasi pembangunan PLTN yang aman, bebas atau sedikit terjadi gempa. Dan tak lupa kepadatan penduduk disekitar PLTN, untuk mengurangi dampak jika terjadi kerusakan atau kebocoran radiasi.
PLTN memiliki beberapa kelebihan ketimbang pembangkit listrik lain, yaitu: harga jual listrik lebih murah, lebih ramah lingkungan karena tidak ada atau minim emisi karbon, bahan uranium sepertinya masih banyak tersedia. Namun kekurangannya untuk investasi pembangunan lebih mahal ketimbang pembangkit jenis lain.
Di Indonesia sendiri sudah ada 3 reaktor nuklir. Yang tertua dibangun pada tahun 50 and dan di sahkan oleh presiden Suharto. Tapi reaktornya masih dalam tahap penelitian, belum menghasilkan listrik yang digunakan masyarakat.
Di Indonesia dikhawatirkan jika di bangun PLTN, masih memiliki kekurangan dalam sumper daya tenaga ahli, dikhawatirkan kesalahan atau keteledoran dari pekerja yang berdampak kerusakan atau bocornya radiasi radio aktif. Karena kita ketahui Tenaga Nuklir membutuhkan kehati-hatian dan ketelitian. Selain itu wilayah di Indonesia termasuk "ring of fire" atau jalur gunung api yang rawan gempa.
Jadi ada beberapa faktor yang membuat Indonesia mengalami ulkendala untuk menggunakan PLTN, dari dampak psikologis masyarakat, tenaga ahli, dan daerah rawan gempa.
Mungkin untuk masa mendatang Indonesia amat membutuhkan PLTN. Namun untuk saat ini Indonesia bisa untuk memanfaatkan sumber lain yang juga masih tersedia banyak. Utamanya sumber energi terbarukan. Dari panas bumi, angin, air, dst. Dan jika masih sulit untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia masih membutuhkan energi dari bahan bakar Fosil, PLTU contohnya.
Olehkarena itu PR kita sebagai masyarakat, jika ingin menggunakan PLTN, kita sebagai masyarakat setidaknya harus mengerti dan mengetahui apa itu PLTN, kelebihan, kekurangan dan sedikit proses produksinya, sehingga memiliki rasa aman, tidak takut berlebihan. Menyiapkan tenaga ahli yang siap bersaing dan profesional di bidang nuklir, pemerintah membuat kebijakan yang mendukung pembangunan PLTN.
Semoga bermanfaat....
Nuklir jika kebanyakan orang sangat menakutkan. Yang amat dikhawatirkan adalah dampak dari radiasi radio aktifnya. Yang dikatakan bisa merusak hingga ke gen seseorang. Dampak kesehatannya pun aman parah, dan sulit untuk disembuhkan.
Sumber Gambar: http://lombokita.com/kurtubi-minta-batan-uji-kelayakan-pltn-di-ntb/ |
Negara yang berpengalaman dan menggunakan nuklir salah satunya adalah Jepang. Jepang saat bencana alam dan tsunami kemaren ada reaktor nuklirnya di Fukushima mengalami kerusakan. Untuk proses perbaikan dandan pembersi radiasi radio aktifnya membutuhkan waktu yang lama. Belum lagi limbah radio aktif yang kemungkinan mencemari lingkungan.
Memang dalam membangun suatu PLTN di butuhkan banyak pertimbangan. Biasanya perlunya tenaga ahli yang benar-benar mumpuni, Lokasi pembangunan PLTN yang aman, bebas atau sedikit terjadi gempa. Dan tak lupa kepadatan penduduk disekitar PLTN, untuk mengurangi dampak jika terjadi kerusakan atau kebocoran radiasi.
PLTN memiliki beberapa kelebihan ketimbang pembangkit listrik lain, yaitu: harga jual listrik lebih murah, lebih ramah lingkungan karena tidak ada atau minim emisi karbon, bahan uranium sepertinya masih banyak tersedia. Namun kekurangannya untuk investasi pembangunan lebih mahal ketimbang pembangkit jenis lain.
Di Indonesia sendiri sudah ada 3 reaktor nuklir. Yang tertua dibangun pada tahun 50 and dan di sahkan oleh presiden Suharto. Tapi reaktornya masih dalam tahap penelitian, belum menghasilkan listrik yang digunakan masyarakat.
Di Indonesia dikhawatirkan jika di bangun PLTN, masih memiliki kekurangan dalam sumper daya tenaga ahli, dikhawatirkan kesalahan atau keteledoran dari pekerja yang berdampak kerusakan atau bocornya radiasi radio aktif. Karena kita ketahui Tenaga Nuklir membutuhkan kehati-hatian dan ketelitian. Selain itu wilayah di Indonesia termasuk "ring of fire" atau jalur gunung api yang rawan gempa.
Jadi ada beberapa faktor yang membuat Indonesia mengalami ulkendala untuk menggunakan PLTN, dari dampak psikologis masyarakat, tenaga ahli, dan daerah rawan gempa.
Mungkin untuk masa mendatang Indonesia amat membutuhkan PLTN. Namun untuk saat ini Indonesia bisa untuk memanfaatkan sumber lain yang juga masih tersedia banyak. Utamanya sumber energi terbarukan. Dari panas bumi, angin, air, dst. Dan jika masih sulit untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia masih membutuhkan energi dari bahan bakar Fosil, PLTU contohnya.
Olehkarena itu PR kita sebagai masyarakat, jika ingin menggunakan PLTN, kita sebagai masyarakat setidaknya harus mengerti dan mengetahui apa itu PLTN, kelebihan, kekurangan dan sedikit proses produksinya, sehingga memiliki rasa aman, tidak takut berlebihan. Menyiapkan tenaga ahli yang siap bersaing dan profesional di bidang nuklir, pemerintah membuat kebijakan yang mendukung pembangunan PLTN.
Semoga bermanfaat....
Comments
Post a Comment