Generasi Milineal Zaman Now
Ada istilah saat ini generasi Milineal. Kalau penulis mengartikan generasi yang telah dikepung informasi dan dunia yang serba digitalisasi. Media sosial ada versi digital, buku ada elektronik book, dst. Generasi yang informasi apapun mudah diperoleh.
Coba kita liat keseharian kita, tentu yang merasa generasi Milineal akan terbiasa dan tergantung pada yang namanya dunia digital. Saat ini difasilitasi melalui smartphone, laptop atau komputer.
Amati keseharian kita, berapa lama kita memegang smartphone kita. Bisa di bilang hampir 1/4 atau bahkan 1/3 waktu kita sering kita gunakan untuk bermain smartphone. Gak kebayang jika tidak pegang smartphone, pasti merasa gelisah atau ada yang hilang.
Coba apa saja yang kita lakukan dengan smartphone kita. Biasanya nih buka media sosial, dari Instagram, Facebook, Twitter,dll. Membuat status, stori, komen atau melihat postingan teman atau orang. Kalau tidak Bermedsos, biasanya browsing cari info yang dibutuhkan atau yang ingin diketahui. Buka YouTube mencari video kesukaan, mencari informasi atau melihat aktifitas para YouTubers kesukaan.
Informasi begitu membeludak, begitu tak terbendung, sampai-sampai kita sering kebingungan mana informasi yang benar, mana yang bohong atau hoax. Saking mudahnya kita terkadang merasa sudah pintar atau sok pintar. Hufff... Dilema dari informasi yang membeludak mungkin seperti itu ya?!.
Keterbukaan informasi ibarat pedang bermata dua. Bisa berdampak positif, bisa juga negatif. Yang amat menghawatirkan pada generasi Milineal ini adalah akhlak dan perilaku yang mengarah pada kenakalan remaja, begitu banyak porno aksi dilakukan generasi ini. Kata-kata dan ucapan tak terjaga di medsos. Meremehkan nilai-nilai agama. Terlalu terlalaikan oleh keasikan bermain game online, Mobile Legend, PUBG, dll.
Jika filter diri tak kuat dan diperbaharui, tentu nilai negatif dan buruk akan mempengaruhi kepribadian kita. Bisa merusak diri sendiri secara tak langsung.
Hal positif yang bisa kita himpun di dunia serba digital ini, tentu akan mempercepat dan memperkuat kepribadian positif kita. Yang baik bisa semakin menjadi baik, sebaliknya.
Peran dari orang tua, keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat dan pemerintah sangat di butuhkan. Pengawasan, kebijakan yang diterapkan dengan baik bisa menjaga generasi Milineal ini untuk berada di nilai-nilai yang positif. Dengan arahan yang benar dan berkelanjutan dari semua aspek, generasi Milineal ini diharapkan bisa memiliki dan membentuk filter diri yang baik, yang mampu memilih dan memfilter informasi yang diperoleh.
Semoga kita menjadi generasi Milineal yang baik dan positif ya....
Coba kita liat keseharian kita, tentu yang merasa generasi Milineal akan terbiasa dan tergantung pada yang namanya dunia digital. Saat ini difasilitasi melalui smartphone, laptop atau komputer.
Sumber gambar: nudream.org |
Amati keseharian kita, berapa lama kita memegang smartphone kita. Bisa di bilang hampir 1/4 atau bahkan 1/3 waktu kita sering kita gunakan untuk bermain smartphone. Gak kebayang jika tidak pegang smartphone, pasti merasa gelisah atau ada yang hilang.
Coba apa saja yang kita lakukan dengan smartphone kita. Biasanya nih buka media sosial, dari Instagram, Facebook, Twitter,dll. Membuat status, stori, komen atau melihat postingan teman atau orang. Kalau tidak Bermedsos, biasanya browsing cari info yang dibutuhkan atau yang ingin diketahui. Buka YouTube mencari video kesukaan, mencari informasi atau melihat aktifitas para YouTubers kesukaan.
Informasi begitu membeludak, begitu tak terbendung, sampai-sampai kita sering kebingungan mana informasi yang benar, mana yang bohong atau hoax. Saking mudahnya kita terkadang merasa sudah pintar atau sok pintar. Hufff... Dilema dari informasi yang membeludak mungkin seperti itu ya?!.
Keterbukaan informasi ibarat pedang bermata dua. Bisa berdampak positif, bisa juga negatif. Yang amat menghawatirkan pada generasi Milineal ini adalah akhlak dan perilaku yang mengarah pada kenakalan remaja, begitu banyak porno aksi dilakukan generasi ini. Kata-kata dan ucapan tak terjaga di medsos. Meremehkan nilai-nilai agama. Terlalu terlalaikan oleh keasikan bermain game online, Mobile Legend, PUBG, dll.
Jika filter diri tak kuat dan diperbaharui, tentu nilai negatif dan buruk akan mempengaruhi kepribadian kita. Bisa merusak diri sendiri secara tak langsung.
Hal positif yang bisa kita himpun di dunia serba digital ini, tentu akan mempercepat dan memperkuat kepribadian positif kita. Yang baik bisa semakin menjadi baik, sebaliknya.
Peran dari orang tua, keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat dan pemerintah sangat di butuhkan. Pengawasan, kebijakan yang diterapkan dengan baik bisa menjaga generasi Milineal ini untuk berada di nilai-nilai yang positif. Dengan arahan yang benar dan berkelanjutan dari semua aspek, generasi Milineal ini diharapkan bisa memiliki dan membentuk filter diri yang baik, yang mampu memilih dan memfilter informasi yang diperoleh.
Semoga kita menjadi generasi Milineal yang baik dan positif ya....
Comments
Post a Comment