Beruntungnya Memiliki Anak Soleh & Solehah
Setiap orang tua pasti memiliki keinginan dan harapan agar anaknya menjadi anak yang Solehah atau Solehah. Dalam setiap doa salah satu yang diucapkan adalah memiliki anak yang Sholeh / Solehah. Namun terkadang antara keinginan dan harapan tak sama seperti kenyataan. Mengapa demikian? Mungkin beberapa hal ini bisa jadi bahan renungan.
Anak yang soleh/ Solehah merupakan investasi amat berharga bagi orang tua. Baik untuk kehidupan dunia hingga akhirat.
Bagaimana tidak anak yang Soleh Solehah akan selalu berusaha membantu orang dalam segala urusan asal itu baik, selalu mendoakan orang tua. Jika anak tersebut soleh Solehah tentu orang tua akan mendapat aliran pahala kebaikan dari anaknya. Oleh karenanya anak soleh Solehah bisa menjadi amal jariyah.
“Jika seorang hamba telah meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya” (Hadits riwayat Muslim no.1631)
Anak yang solih menjadi penyejuk hati orang tua, menyenangkan hari orang tua, memperpanjang umur orang tua. Anak yang shalih bisa mengangkat derajat orang tua dan keluarga, membanggakan orang tua.
Untuk memiliki anak yang Shalih setiap orang harus mempersiapkannya semenjak masih muda, belum menikah. Berusaha memperbaiki diri jadi lebih baik, menjadi lebih Sholeh dan Solehah.
Memilih pasangan hidup yang Sholeh atau Sholehah. Selama berkeluarga selalu berusaha dalam keimanan, ketakwaan dan menjalankan sunah Rasulullah. Memberi nafkah keluarga dengan harta yang halal dan baik. Menjauhkan diri dari harta haram hingga yang subhat atau meragukan.
Mendidik anak dalam kebaikan sejak dalam kandungan. Seperti membacakan dan memperdengarkan Al Qur'an, berdzikir selalu untuk sang ibu, mengerjakan amal salih dalam keseharian.
Sejak kecil anak di didik secara islami. Menjauhkan dari hal yang melenakan, seperti bermain game, smartphone, tayangan TV yang tak mendidik atau hiburan yang melenakan. Hiburan boleh adalah tak melenakan dan tak berlebihan.
Memilihkan lingkungan rumah yang baik, sekolah yang baik dan islami, serta memerhatikan teman sepermainan anak, usahakan mengenalkan anak dengan teman yang baik pula. Karena jika di rumah telah dijaga dengan baik, namun lingkungan luar rumah tak dijaga tentu hal ini akan berpengaruh besar bagi kepribadian anak.
Memiliki anak yang Shalih yang tulus ikhlas dalam beramal dan beribadah, merupakan cermin dari orang tua dan lingkungan hidup sang anak. Oleh karenanya pendidikan keluarga adalah awal mula ke shalehan anak, menjadi benteng pertama dan utama terhadap dampak buruk di luar rumah.
Sudah sewajarnya tiap individu, baik yang belum, akan menikah, atau akan memiliki anak, atau sudah memiliki anak untuk selalu menambah dan memperbarui ilmunya dalam mendidik anak secara islami. Karena ilmu adalah modal seseorang dalam beramal yang baik dan benar. Tak ada kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki diri.
Semoga bermanfaat....
Sumber bacaan:
http://palembang.tribunnews.com/amp/2017/06/18/wahai-istri-jika-ingin-anak-soleh-jangan-sepelekan-hal-ini-semua-ada-didirimu?page=all
https://umroh.travel/anak-soleh/
Anak yang soleh/ Solehah merupakan investasi amat berharga bagi orang tua. Baik untuk kehidupan dunia hingga akhirat.
Sumber gambar: amaljariah.org |
Bagaimana tidak anak yang Soleh Solehah akan selalu berusaha membantu orang dalam segala urusan asal itu baik, selalu mendoakan orang tua. Jika anak tersebut soleh Solehah tentu orang tua akan mendapat aliran pahala kebaikan dari anaknya. Oleh karenanya anak soleh Solehah bisa menjadi amal jariyah.
“Jika seorang hamba telah meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya” (Hadits riwayat Muslim no.1631)
Anak yang solih menjadi penyejuk hati orang tua, menyenangkan hari orang tua, memperpanjang umur orang tua. Anak yang shalih bisa mengangkat derajat orang tua dan keluarga, membanggakan orang tua.
Untuk memiliki anak yang Shalih setiap orang harus mempersiapkannya semenjak masih muda, belum menikah. Berusaha memperbaiki diri jadi lebih baik, menjadi lebih Sholeh dan Solehah.
Memilih pasangan hidup yang Sholeh atau Sholehah. Selama berkeluarga selalu berusaha dalam keimanan, ketakwaan dan menjalankan sunah Rasulullah. Memberi nafkah keluarga dengan harta yang halal dan baik. Menjauhkan diri dari harta haram hingga yang subhat atau meragukan.
Mendidik anak dalam kebaikan sejak dalam kandungan. Seperti membacakan dan memperdengarkan Al Qur'an, berdzikir selalu untuk sang ibu, mengerjakan amal salih dalam keseharian.
Sejak kecil anak di didik secara islami. Menjauhkan dari hal yang melenakan, seperti bermain game, smartphone, tayangan TV yang tak mendidik atau hiburan yang melenakan. Hiburan boleh adalah tak melenakan dan tak berlebihan.
Memilihkan lingkungan rumah yang baik, sekolah yang baik dan islami, serta memerhatikan teman sepermainan anak, usahakan mengenalkan anak dengan teman yang baik pula. Karena jika di rumah telah dijaga dengan baik, namun lingkungan luar rumah tak dijaga tentu hal ini akan berpengaruh besar bagi kepribadian anak.
Memiliki anak yang Shalih yang tulus ikhlas dalam beramal dan beribadah, merupakan cermin dari orang tua dan lingkungan hidup sang anak. Oleh karenanya pendidikan keluarga adalah awal mula ke shalehan anak, menjadi benteng pertama dan utama terhadap dampak buruk di luar rumah.
Sudah sewajarnya tiap individu, baik yang belum, akan menikah, atau akan memiliki anak, atau sudah memiliki anak untuk selalu menambah dan memperbarui ilmunya dalam mendidik anak secara islami. Karena ilmu adalah modal seseorang dalam beramal yang baik dan benar. Tak ada kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki diri.
Semoga bermanfaat....
Sumber bacaan:
http://palembang.tribunnews.com/amp/2017/06/18/wahai-istri-jika-ingin-anak-soleh-jangan-sepelekan-hal-ini-semua-ada-didirimu?page=all
https://umroh.travel/anak-soleh/
Comments
Post a Comment