Merencanakan Umrah Backpacker - Hotel, Transportasi, Konsumsi

Umrah backpacker adalah umrah yang tidak secara utuh di kelola oleh travel agent. Tujuannya yaitu untuk menghemat biaya. Melanjutkan tulisan sebelumnya yang telah membahas umrah backpacker masalah penerbangan. Kali ini coba dibahas mengenai penginapan, transportasi dan konsumsi.

Mereview sedikit tulisan sebelumnya untuk umrah backpacker kebutuhan awalnya adalah pasport, buku kuning suntik meningitis, serta visa umrah. Rincinya bisa di baca tulisan sebelumnya.
Sumber gambar: hipwee.com

Setelah kita bisa sampai ke Madinah atau Jeddah yang kita butuhkan adalah sarana transportasi dan penginapan untuk menaruh barang dan beristirahat. Untuk permasalahan ini ada baiknya sudah coba kita cari info atau persiapkan di tanah air.

Memanfaatkan aplikasi Smartphone sangat membantu untuk proses booking kamar hotel. Penulis merekomendasikan aplikasi atau situs booking.com sebagai sarana untuk mencari hotel yang sesuai dengan keuangan kita. Yang paling ideal untuk kekhusyuan ibadah umrah, kita memilih hotel yang dekat dengan masjid Nabawi atau Masjidil haram. Tentu semakin dekat hotel harganya pun semakin mahal.

Pilihlah hotel dengan jarak yang sedang-sedang, tidak jauh, tidak terlalu dekat. Ya yang jaraknya berkisar kurang lebih 1 km an. Dengan aplikasi booking.com kita bisa menyesuaikan atau memfilter pencarian sesuai range harga hotel yang kita tentukan. Nanti akan muncul letak hotel, tarif dan jarak dengan landmark yang jadi tujuan.

Harga yang bisa dibilang masuk akal serta terjangkau untuk fasilitas dan jarak hotel baik di Madinah maupun di Makkah berkisar 300 - 500 ribu. Biasanya satu kamar bisa diisi 2-4 orang. Oleh karenanya untuk efisiensi sebaiknya kita umrah backpacker tidak sendiri, setidaknya beberapa orang untuk memaksimalkan fasilitas dan mempermudah biaya.

Nah selanjutnya permasalahan transportasi, dapat info setelah baca artikel mengenai umrah backpacker disitus lain masalah transportasi kita bisa numpang pada rombongan travel Indonesia saat tiba di bandara. Biasanya umrah travel mencarter bus sendiri dan tidak penuh terisi. Kita bisa dekati ketua regu rombongan untuk minta izin, bisa juga nego harga, untung-untung kalau diizinkan gratis. Tapi kalau secara psikologis mungkin ketua regu akan ragu dan khawatir ya, takut kita orang yang menipu atau akan berbuat tindak kriminal.

Jika numpang bis tidak bisa, masih ada sarana lain yang bisa kita coba. Di bandara ada taksi bandara yang bisa kita gunakan, memang sih biayanya bisa terbilang lebih mahal. Kalau kita coba memanfaatkan fasilitas google map kita bisa menemukan transportasi umum yang bisa kita pakai yaitu Uber. Kisaran Harga yang dikenakan juga akan tampil pada Google map. Berarti kita perlu juga menginstal program Uber pada Smartphone kita. Mirip seperti penginapan untuk mengurangi beban pengeluaran sebaiknya kita backpacker tidak sendirian, biar ada teman patungan gitu.

Masalah konsumsi, rasanya ini bisa kita akali. Baik dengan membawa beras sendiri, alat masak sendiri (berupa magic Kom, asal jangan membawa tabung gas ya, nggak boleh di penerbangan), tak lupa membawa lauk pauk kering beserta bumbu tambahan. Kalau beli makanan di Arab rasanya akan terbilang mahal jika di bandingkan dengan yang di Indonesia. Tapi sesekali boleh lah mencoba makanan disana.

Makanan yang perlu dicoba dan terkenal adalah ayam goreng Al Baik, KFC nya Arab. Dengan harga 15 SR atau berkisar  RP 60 ribu, kita sudah mendapatkan satu porsi besar ayam goreng. Yang mungkin bisa kita makan berdua. Ayam goreng yang serupa namun harganya lebih murah bermerek Al Farooj, mirip dengan Al Baik hanya beda merek. Mungkin ibarat KFC dengan CFC ya.

Untuk mencari kebutuhan harian, bahan makanan, roti atau snack kita bisa coba mampir ke supermarket bin Dawood. Mirip kayak Supermarket Hypermart kali ya. Variasi barang disana lengkap, kita juga bisa membeli oleh-oleh juga disana. Harga bisa di bilang murah meriah juga.

Oya yang perlu diingat beberapa kebutuhan mendasar yang perlu kita persiapkan. Contohnya memasang roaming untuk internet atau telpon di tanah Air. Tentu ini akan mempermudah komunikasi atau browsing kita di Arab saudi.

Selain itu menyiapkan uang riyal Arab (SR). Kita bisa menukar di Indonesia untuk kebutuhan mendesak di tanah suci. Kita bisa juga kok untuk tukar uang di money changer di malah atau Madinah. Namun untuk berbelanja kita bisa juga kok menggunakan rupiah langsung, terutama pedagang yang bisa berbahasa Indonesia, mereka tetap menerima pembayaran dengan rupiah.

Mungkin itu yang bisa dishare masalah perencanaan umrah backpacker. Penulis masih menulis berdasarkan wacana dari informasi yang di cari dari google dan YouTube, belum pernah praktik. Jadi mohon maaf jika ada salah-salah, bukan bermaksud sok tau. Biar lebih meyakinkan bisa konsultasi ke travel agen yang biasa mengurus umrah di sekitar agan / sist. Atau berkomunikasi dengan yang pernah umrah backpacker. Mencari group atau kelompok umrah backpaker tentu akan lebih menjamin perjalanan.

Semoga bermanfaat...

Comments

Popular posts from this blog

Tips Lulus Psikotes

Penyebab tidak bisa mengupload program ke Arduino

Memperbaiki Charger Laptop (Terputus)