Diri ini Lemah Perlu Dikuatkan dengan Latihan dan Ilmu
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tak ada yang sempurna. Kita harus bisa memahami hal tersebut. Menerima kelebihan dan kekurangan diri, berusaha selalu untuk memperbaiki diri. Tapi pasti ada saat dimana kita berada di keadaan atau kondisi amat lemah.
Disaat kita berada di kondisi dan keadaan lemah, kita harus berusaha lebih mengenal diri sendiri. Mencoba mengetahui mengapa kita berada di posisi lemah ini. Darinya kita belajar untuk menguatkan diri, tak lupa diri dan sombong di saat kuat, aman atau di atas.
Banyak contoh yang bisa kita ambil betapa lemahnya diri kita secara fisik dan mental.
Kalau secara fisik, seandainya kita di uji untuk bisa melakukan push up sebanyak 25 kali, tapi ternyata kita hanya bisa 15 kali. Ini tanda kita masih perlu latihan rutin memperkuat fisik, hingga kita bisa push up 25 kali bahkan lebih. Agar tidak cedera saat latihan kita juga harus memiliki ilmu untuk memperkuat fisik. Perlahan namun pasti memperoleh hasil yang optimal.
Kalau secara mental, kita pasti merasakan kondisi yang bisa dibilang dilema. Jika di lingkungan kerja ada suatu kondisi dimana jika kita jujur malah merugikan diri atau perusahaan, namun jika kita berbohong kita akan aman. Berada di kondisi ini pasti berat bagi orang yang masih memiliki hati nurani, berusaha untuk selalu jujur. Dalam kondisi ini jika ingin berlaku jujur tentu perlu latihan terus menerus, komitmen terhadap nilai kejujuran, serta memiliki ilmu mengapa ia harus berlaku jujur. Ilmunya bisa berupa ilmu agama atau ilmu mengenai arti kejujuran.
Ini menandakan semua orang pasti akan di uji. Disaat lemah tersebut kualitas seseorang akan diuji, entah itu secara fisik atau mental, kepribadian. Jika seseorang mau meningkatkan kualitas diri tentu ia harus melatih dirinya selalu, dan menambah ilmunya.
Disaat lemah ini terkadang kita baru sadar hakikat siapa diri kita ini sebenarnya. Kita hanya makhluk yang kecil dan lemah, tak layak untuk berbangga diri, apalagi sombong. Yang terbaik adalah selalu berusaha memperbaiki diri dan tak lupa berdoa.
Semoga bermanfaat....
Sumber gambar: brojamz.blogspot.com |
Disaat kita berada di kondisi dan keadaan lemah, kita harus berusaha lebih mengenal diri sendiri. Mencoba mengetahui mengapa kita berada di posisi lemah ini. Darinya kita belajar untuk menguatkan diri, tak lupa diri dan sombong di saat kuat, aman atau di atas.
Banyak contoh yang bisa kita ambil betapa lemahnya diri kita secara fisik dan mental.
Kalau secara fisik, seandainya kita di uji untuk bisa melakukan push up sebanyak 25 kali, tapi ternyata kita hanya bisa 15 kali. Ini tanda kita masih perlu latihan rutin memperkuat fisik, hingga kita bisa push up 25 kali bahkan lebih. Agar tidak cedera saat latihan kita juga harus memiliki ilmu untuk memperkuat fisik. Perlahan namun pasti memperoleh hasil yang optimal.
Kalau secara mental, kita pasti merasakan kondisi yang bisa dibilang dilema. Jika di lingkungan kerja ada suatu kondisi dimana jika kita jujur malah merugikan diri atau perusahaan, namun jika kita berbohong kita akan aman. Berada di kondisi ini pasti berat bagi orang yang masih memiliki hati nurani, berusaha untuk selalu jujur. Dalam kondisi ini jika ingin berlaku jujur tentu perlu latihan terus menerus, komitmen terhadap nilai kejujuran, serta memiliki ilmu mengapa ia harus berlaku jujur. Ilmunya bisa berupa ilmu agama atau ilmu mengenai arti kejujuran.
Ini menandakan semua orang pasti akan di uji. Disaat lemah tersebut kualitas seseorang akan diuji, entah itu secara fisik atau mental, kepribadian. Jika seseorang mau meningkatkan kualitas diri tentu ia harus melatih dirinya selalu, dan menambah ilmunya.
Disaat lemah ini terkadang kita baru sadar hakikat siapa diri kita ini sebenarnya. Kita hanya makhluk yang kecil dan lemah, tak layak untuk berbangga diri, apalagi sombong. Yang terbaik adalah selalu berusaha memperbaiki diri dan tak lupa berdoa.
Semoga bermanfaat....
Comments
Post a Comment