Bagaimana Buah-buahan Dicerna?
Sumber: Buku The Complete Book of Food Combining. Ditulis oleh: Kathryn Marsden. Penerbit Qanita. Halaman 51-52.
Sendirian = dicerna tanpa usaha
Buah-buahan sangat sedikit dicerna di dalam mulut dan sama sekali tidak dicerna di dalam perut. Tidak seperti penguraian protein dan pati yang menyerap banyak energi dari tubuh saat mereka melewati proses perncernaan, buah-buahan sangat sedikit membutuhkan energi. Jika dimakan tanpa makanan lain buah-buahan dapat dengan cepat dan efisien bergerak ke proses pencernaan tahap berikutnya: usus halus.
Artikel lain:
Dengan makanan lain = tidak terlalu lancar
Asam buah-buahan menghambat protein karena mereka menghambat produksi asam perut dan merusak enzim pemecahan protein, yaitu pepsin. Herbert Shelton menyatakan bahwa semua asam buah-buahan, termasuk yang ada dalam apel, ceri, anggur, jeruk bali, lemon, dan jeruk "sangat menghambat sekresi asam hidroklat dan karenanya mengganggu pencernaan protein". Dan jika kita bicara soal pati, semua jenis asam--tidak terkecuali asam buah-buahan-- menghentikan pencernaan pati karena mereka menganggu medium basa yang dibutuhkan oleh enzim-enzim pencernaan pati. Bukan berarti buah-buahan adalah makanan yang buruk. Akan tetapi, sebagian besar manfaatnya mungkin menjadi sia-sia jika buah-buahan dimakan saat makan atau sesaat setelah makan.
Perjalanan cepat
Salah satu faktor lain adalah bahwa makanan-makanan yang berbeda membutuhkan waktu tempuh yang berbeda untuk melewati sistem pencernaan. Kebanyakan protein, misalnya, berjalan perlahan di atas kreta api lambat, menghabiskan beberapa jam untuk menyelesaikan perjalanan tersebut. Sebaliknya, buah-buahan meloncat ke dalam kereta ekspres sehngga mampu melewati perut dengan bebas dan cepat. Begitu berada di usus kecil, berbagai jenis gula, vitamin, dan mineral alami yang terkonsenterasi diserap dengan cepat.
Harvey dan Marilyn Diamond, penulis yang benyak mengacu pada karya Dr, Shelton, mengatakan bahwa makan buah-buahan atau minum jus buah dengan, atau sesaat setelah makan akan membuat tubuh kehilangan manfaat pembersih buah-buahan yang dimakan secara terpisah. Kecuali jika sistem pencernaan sudah benar-benar kebas karena dianiaya oleh pola makan yang buruk, kata mereka, Anda mungkin akan merasakan ketidaknyaanan dan gangguan pencernaan saat buah-buahan terseut berfermentasi di dalam perut Anda. Jika cukup beruntung sehingga terbebas dari semua itu- dengan kata lain jika perut tidak berontak, rasa ingin muntah - bukan berarti Anda mencerna dengan baik, hanya saja tubuh Anda, sekali lagi, terbukti amat sangat toleran dan penurut.
Sumber: Buku The Complete Book of Food Combining. Ditulis oleh: Kathryn Marsden. Penerbit Qanita. Halaman 51-52.
Baca juga:
Sendirian = dicerna tanpa usaha
Buah-buahan sangat sedikit dicerna di dalam mulut dan sama sekali tidak dicerna di dalam perut. Tidak seperti penguraian protein dan pati yang menyerap banyak energi dari tubuh saat mereka melewati proses perncernaan, buah-buahan sangat sedikit membutuhkan energi. Jika dimakan tanpa makanan lain buah-buahan dapat dengan cepat dan efisien bergerak ke proses pencernaan tahap berikutnya: usus halus.
Artikel lain:
Sumber Gambar: beratbadankuideal.blogspot.com |
Dengan makanan lain = tidak terlalu lancar
Asam buah-buahan menghambat protein karena mereka menghambat produksi asam perut dan merusak enzim pemecahan protein, yaitu pepsin. Herbert Shelton menyatakan bahwa semua asam buah-buahan, termasuk yang ada dalam apel, ceri, anggur, jeruk bali, lemon, dan jeruk "sangat menghambat sekresi asam hidroklat dan karenanya mengganggu pencernaan protein". Dan jika kita bicara soal pati, semua jenis asam--tidak terkecuali asam buah-buahan-- menghentikan pencernaan pati karena mereka menganggu medium basa yang dibutuhkan oleh enzim-enzim pencernaan pati. Bukan berarti buah-buahan adalah makanan yang buruk. Akan tetapi, sebagian besar manfaatnya mungkin menjadi sia-sia jika buah-buahan dimakan saat makan atau sesaat setelah makan.
Perjalanan cepat
Salah satu faktor lain adalah bahwa makanan-makanan yang berbeda membutuhkan waktu tempuh yang berbeda untuk melewati sistem pencernaan. Kebanyakan protein, misalnya, berjalan perlahan di atas kreta api lambat, menghabiskan beberapa jam untuk menyelesaikan perjalanan tersebut. Sebaliknya, buah-buahan meloncat ke dalam kereta ekspres sehngga mampu melewati perut dengan bebas dan cepat. Begitu berada di usus kecil, berbagai jenis gula, vitamin, dan mineral alami yang terkonsenterasi diserap dengan cepat.
Harvey dan Marilyn Diamond, penulis yang benyak mengacu pada karya Dr, Shelton, mengatakan bahwa makan buah-buahan atau minum jus buah dengan, atau sesaat setelah makan akan membuat tubuh kehilangan manfaat pembersih buah-buahan yang dimakan secara terpisah. Kecuali jika sistem pencernaan sudah benar-benar kebas karena dianiaya oleh pola makan yang buruk, kata mereka, Anda mungkin akan merasakan ketidaknyaanan dan gangguan pencernaan saat buah-buahan terseut berfermentasi di dalam perut Anda. Jika cukup beruntung sehingga terbebas dari semua itu- dengan kata lain jika perut tidak berontak, rasa ingin muntah - bukan berarti Anda mencerna dengan baik, hanya saja tubuh Anda, sekali lagi, terbukti amat sangat toleran dan penurut.
Sumber: Buku The Complete Book of Food Combining. Ditulis oleh: Kathryn Marsden. Penerbit Qanita. Halaman 51-52.
Baca juga:
Comments
Post a Comment