Jadi, Mengapa Protein Tidak Dapat Dikombinasikan dengan Pati?
Dikutip dari: Buku The Complete Book of Food Combining. Ditulis oleh: Kathryn Marsden. Penerbit Qanita
Aturan Food Combining mengatakan bahwa protein tidak dicerna dengan baik jika dikombinasikan dengan makanan yang mengandung pati. Begitu pula, pati tidk diuraikan dengan benar jika dikombinasikan dengan protein. Keduanya sepertinya tidak cocok karena keduanya membutuhkan kondisi-kondisi yang berbeda untuk dicerna dengan baik. Makanan berprotein membutuhkan perut yang asam, sementara karbohidrat (pati) justru sebaliknya. Bagi mereka yang tertarik, saya menjelaskan ketidakcocokan ini secara lebih detail di halaman 222-227. Sementara itu, tolong jangan berpikir bahwa Anda harus makan semuanya secara terpisah. Meskipun beberapa makanan tidak dapat dikombinasikan, yang lain benar-benar sangat sesuai. Satu dari beberapa hal yang mengagumkan tentang Food Combining adalah program ini biasanya meingkatkan keragaman dan kesehatan, dan mebuat saat-saat menyiapkan makanan jadi lebih menyengkan.
Artikel lain:
Dengan maksud mengkombinasikan makanan dalam Food Combining, makanan dibagi menjadi tiga bagian: protein, pati, dan satu kelompok ketiga yang saya sebut "serbabisa", makanan yang dapat dikombinasikan dengan baik dengan protein maupun pati, contohnya sayuran atau salad.
Sekarang, setelah mengupas hal-hal mendasar, mari kita lihat setiap kategori Food Combining yang berbada.
Ragam protein dan Pati
Jika bicara tentang protein dlam istilah-istilh Food Combining, kita secara khusus berbicara tentang protein kelas utama (kadang-kadang disebut protein kelas satu) yang pekat dan terkonsentrasi, termasuk diantaranya daging merah, daging unggas, telur, keju, ikan dan kedelai.
Jika kita menyebut pati, yang kita maksud adalah setiap bentuk karbohidrat termasuk gandum, havermut, nasi, gandum rye, couscous, pasta, roti, roti manis, kue kering, keik, biskuit, fan pastri. Kentang, ubi jalar, dan jagung (bogol dan pipil) juga termasuk dalam kelompok pati.
Sumber: Buku The Complete Book of Food Combining. Ditulis oleh: Kathryn Marsden. Penerbit Qanita. Halaman 43-44.
Baca juga:
Aturan Food Combining mengatakan bahwa protein tidak dicerna dengan baik jika dikombinasikan dengan makanan yang mengandung pati. Begitu pula, pati tidk diuraikan dengan benar jika dikombinasikan dengan protein. Keduanya sepertinya tidak cocok karena keduanya membutuhkan kondisi-kondisi yang berbeda untuk dicerna dengan baik. Makanan berprotein membutuhkan perut yang asam, sementara karbohidrat (pati) justru sebaliknya. Bagi mereka yang tertarik, saya menjelaskan ketidakcocokan ini secara lebih detail di halaman 222-227. Sementara itu, tolong jangan berpikir bahwa Anda harus makan semuanya secara terpisah. Meskipun beberapa makanan tidak dapat dikombinasikan, yang lain benar-benar sangat sesuai. Satu dari beberapa hal yang mengagumkan tentang Food Combining adalah program ini biasanya meingkatkan keragaman dan kesehatan, dan mebuat saat-saat menyiapkan makanan jadi lebih menyengkan.
Artikel lain:
 |
| Sumber Gambar : veemarket.co.id |
Dengan maksud mengkombinasikan makanan dalam Food Combining, makanan dibagi menjadi tiga bagian: protein, pati, dan satu kelompok ketiga yang saya sebut "serbabisa", makanan yang dapat dikombinasikan dengan baik dengan protein maupun pati, contohnya sayuran atau salad.
Sekarang, setelah mengupas hal-hal mendasar, mari kita lihat setiap kategori Food Combining yang berbada.
Ragam protein dan Pati
Jika bicara tentang protein dlam istilah-istilh Food Combining, kita secara khusus berbicara tentang protein kelas utama (kadang-kadang disebut protein kelas satu) yang pekat dan terkonsentrasi, termasuk diantaranya daging merah, daging unggas, telur, keju, ikan dan kedelai.
Jika kita menyebut pati, yang kita maksud adalah setiap bentuk karbohidrat termasuk gandum, havermut, nasi, gandum rye, couscous, pasta, roti, roti manis, kue kering, keik, biskuit, fan pastri. Kentang, ubi jalar, dan jagung (bogol dan pipil) juga termasuk dalam kelompok pati.
Sumber: Buku The Complete Book of Food Combining. Ditulis oleh: Kathryn Marsden. Penerbit Qanita. Halaman 43-44.
Baca juga:
Comments
Post a Comment