Perputaran Kehidupan

Kehidupan punya putaran tersendiri, kadang kita merasa diatas, kadang juga kita merasa dibawah. Dalam hal lainpun perputaran pun akan terus terjadi, kadang kita merasa senang, di waktu lain merasa sedih, kadang kita membenci, namun diwaktu lain boleh jadi kita jadi menyuki, sekarang kaya, besok bisa saja menjadi miskin, sekarng sehat besok bisa jadi kita jatuh sakit, dst. Itulah kehidupan kita tidak bisa hanya berada disatu sisi saja, terkadang kita harus berada diposisi yang mungkin selalu kita hindari. Harus berusaha untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, belajar darinya dan berusaha mengambil hikmah darinya.

Artikel lain:

Sumber Gambar: www.flickr.com

Lagunya Ipang yang berjudul Apatis (OST Sang Pmimpi) kayaknya bisa menjadi gambaran putaran kehidupan ini, berikut liriknya:
Sumber gambar: riantiendah.blogspot.com

* 
Roda-roda terus berputar 
Tanda masih ada hidup 
Karna dunia belum henti
Berputar melingkar searah

** 
Terik embun sejuta sentuhan
 Pahit mengajuk pelengkap 
Seribu satu perasaan 
Bergabung setangkup senada

*** 
Jurang curam berkeliaran 
Tanda bahaya sana sini
Padang rumput lembut hijau 
Itupun tiada tertampak

Back to *, **

Back to *** 2x

Sudah lahir sudah terlanjur
Mengapa harus menyesal
Hadapi dunia berani

Bukalah dadamu 
Tantanglah dunia 
Tanyakan salahmu wibawa

Bukalah dadamu 
Tantanglah dunia
Tanyakan salahmu wibawa
 
Kalau Ipang menggambarkan putaran kehidpan itu layaknya roda-roda yang terus berputar. Putaran inilah yang menjadi tanda kita masih hidup. Permasalahan, bahaya dan ancaman akan selalu ada dimana-mana. Kita jangan  menyesali kehidupan kita, namun kita harus berani menhadapinya. Selalu belajar, mempersiapkan diri dan percaya diri untuk "menantang dunia". Lirik lagu ditutup "Tanyakan salahmu WIBAWA". Kalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, arti wibawa adalah:
wibawa/wi·ba·wa/ n 1 pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi dihormati orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik: dengan penuh -- pemimpin itu berhasil menenangkan massa yang gelisah; 2 kekuasaan;

Bahas masalah wibawa nih, untuk melihat wibawa sesorang salah satu caranya bisa kita lihat dari bagaimana seseorang dalam mengekspresikan perubahan perasaannya, bagaimana ia bersikap dalam menghadapi permasalahannya. Dalam buku saku yang berjudul Management of Feelings for Success (Mengelola Perasaan Untuk Sukses) yang ditulis oleh Naning Pranoto dijelaskan:
Sumber Gambar:www.bukukita.com

Perubahan perasaan pada setiap orang nggak sama frekuensi dan ekspresinya. Itu tergantung pada berbagai hal, antaranya:
  • Kempuan masing-masing individu dalam menyikapi perasaan yang melanda dirinya Kalau ia termasuk tipe Open-minded (OM)/ berpikiran terbuka, maka akan easy-going dalam menghadapi masalahnya. Sehingga nggak terlalu berpengaruh perubahan pada perasaannya (nggak atau sulit terbaca oleh orang lain). Sebaliknya, mereka yang termasuk tipe Closed Mind (CM)/ Berpikiran tertutup, melankolis, akan menyikapi segala yang terjadi pada dirinya begitu dramatik. Sehngga sangat mempengaruhi perubahan perasaannya (mudah terbaca oleh orang lain).
  • Bobot perasaan itu, apakah cukup emotif (bersifat menimbulkan gejolak emosi) atau nggak? Orang-orang yang meankolis akan mudah terharu/ hanyut dalam menghadapi suatu peristiwa. Apa pun dihadapinya, bisa jadi emotif. Misalnya, menonton film bertema sedih bisa ikut menangis bersama pelakunya yang menderita. Mendengar cerita sedih, langsung menitikan air mata.
  • Tingkat emosional masing-masing individu. Mereka yang nggak sabar, melankolis, pemarah, en sejenisnya, biasanya cukup/ sangat emosional. Dengan demikian, perasaannya cepat atau mudah sekali berubah.
  • Kematangan dalam berpikir. Ciri-ciri matang dalam berpikir antara lain: mampu mempertimbangkan sesuatu secara rasional. Yang bicara bukan perasaaannya. Maka, ia mampu meredam gejolak emosinya.
  • Adanya keseimbangan antara rasio en emosi. Ini bisa dicapai bila seseorang telah mampu mengelola perasaanya dengan baik.
  • Kadar keyakian dalam menjalankan perintah agama. Mereka yang percaya akan pertolongan,, kasih sayang, en perlindungan-Nya... hidupnya akan lebih tenang dibandingkan ama mereka yang nggak mempercayai semuanya itu. Ketenangan adalah super-fondasi untuk meredam gejolak emosi yang menaduk-aduk perasaaan. (Dikutip pada halaman 17-19)
Semoga dengan memiliki kemampuan untuk mengelola perasaan, kita dapat menghadapi Putaran Kehidupan dengan penuh Wibawa.

Semoga Bermanfaat...

Baca juga:

Comments

Popular posts from this blog

Tips Lulus Psikotes

Penyebab tidak bisa mengupload program ke Arduino

Memperbaiki Charger Laptop (Terputus)