Budidaya Ulat Hongkong Bagian-2
Tulisan mengenai budidaya ulat hongkong sudah pernah penulis tulis pada tulisan sebelumnya (Klik DISINI). Pada tulisan kali ini penulis akan menambahkan beberapa kendala yang akan ditemui saat membudidayakan ulat hongkong, pembaharuan cara membudidaya dari tulisan sebelumnya.
Seperti kita ketahui ulat hongkong adalah salah satu pakan farorit untuk hewan peliharaan khususnya untuk burung pemakan serangga atau hewan peliharaan berupa reptile. Secara kandungan, ulat hongkong bisa dikatakan memiliki nilai protein yang tinggi, yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi hewan peliharaan.
Membuat Animasi 3D Sederhana (Flash CS5)
Dalam berbudidaya ulat hongkon dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Hal ini dikarenakan dalam perkembangannya ulat hongkong membutuhkan waktu yang cukup lama. Siklus yang dibutuhkan ulat hongkong dari telur hingga menjadi kepik atau kumbang membutuhkan kisaran waktu 3-6 bulan. Namun jika ingin di jadikan pakan ulat sudah bisa digunakan saat usia 1-2 bulan.
Berdasarkan pengalaman penulis saat mencoba membudidaya ulat hongkong ada beberapa kendala yang sering dijumpai :
- Hama yang mengganggu perkembangan bahkan membuat ulat mati
- Ulat hongkong banyak yang mati
- Telur yang berhasil menetas jumlahnya sedikit
- Pakan yang tidak cocok
- Ulat hongkong yang keluar dari kotak penangkaran
Untuk kendala-kendala diatas akan dijabarkan lebih jelasnya:
- Hama
Hama yang paling umum mengganggu ulat hongkong (ulat HK) adalah semut, cicak, tikus. Jadi kita harus bisa membuat kotak penangkaran yang bisa mengamankan ulat HK dari hama-hama tersebut. Namun selai dari hama yang disebutkan sebelumnya, ada hama yang belum pernah disebutkan oleh para peternak ulat HK di blog, situs web atau video youtube mereka. Hama itu adalah berupa ulat ngengat dan "kutu serbuk".
Hama yang berupa ulat ngengat awalnya tampak tidak mengganggu, namun jika sudah terlalu banyak akan membuat sarang yang berupa bungkusan atau kepompong yang mengganggu. Ulat Ngengat ini terkadang memakan ulat hongkong jika mereka kekurangan pakan. Karena ulat ini cukup rakus pakan yang kita niatkan untuk diberikan ke ulat HK, namun akan berkurang jatahnya karena ulat ngengat ini pun ikut menghabiskan pakan.
Hama lainya yang cukup aneh adalah "Kutu serbuk". Penulis mengistilahkan demikian karena tidak mengetahui nama atau apa sebenarnya hama ini. Namun brdasarkan pengamatan penulis hama ini berupa serangga yang begitu kecil, seperti serbuk atau pasir yang amat kecil. Jadi jika kita perhatikan akan terlihat pergerakan kecil-kecil yang amat banyak pada kotak ulat hongkong, terkadang mengeluarkan aroma yang khas. Serangga ini perkembangannya amat cepat dan banyak. Mirip seperti ulat ngengat, karena jumlahnya yang banyak, pakan ulat HK ikut dihabiskan, penulis menduga penyebab banyak telur ulat HK tidak menetas (kemungkinan dimakan oleh "kutu serbuk" ini)
- Ulat Hongkong Banyak yang mati.
Secara umum ada beberapa penyebab bayaknya ulat HK yang mati, diantaranya pakan yang mengandung zat-zat beracun seperti pemtisida umpamanya. Terkadang jika kita memberi sayuran atau buah akan terdapar residu peptisida pada pakan tersebut. Hal ini lah yang menyebebkan ulat HK mti. Penyebab lain yang mungkin adalah wadah yang kurang sirkulasi udaranya, terlalu lembab, atau terlalu kering (kurang air).
- Telur gagal menetas
Budidaya dikatakan berhasil jika hasil yang diperoleh banyak. Namun jika yang diperoleh sedikit yang jadi, maka bisa dikatakan budidaya gagal. Kemungkinan penyebab gagal menetasnya telur bisa disebabkan oleh tempat yang terlalu lembab, atau media yang berjamur, wadah yang kurang sirkulasi udaranya, atau disebabkan hama "kutu serbuk". Semua faktor diatas kemungkinan amat besar pengaruhnya terhadap daya tetas ulat hongkong. Untuk menigkatkan daya tetas telur diusahakan media yang berupa dedak, dijaga agar bersih dari hama (bisa dengan dijemur dahulu), media dijaga dari kelembaban berlebih, sirkulasi wadah harus tetap dijaga agar media tidak ditumbuhi jamur.
- Pakan yang tidak cocok
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, pakan sangat berpengaruh terhadap perkembangan ulat HK. Pakan sebaiknya pakan alami yang bebas zat beracun (contohnya peptisida). Pakan berupa voor (pakan ternak ayam/ bebek) bisa digunakan asal tidak mengandung zat yang bersifat meracuni. Hal ini diketahui dengan melakukan percobaan, jika setelah menggunakan suatu pakan dan uat HK banyak yang mati, kemungkinan pakan tersebut mengandung zat yang meracuni ulat HK.
- Ulat HK keluar wadah
Untuk mengatasi hal ini sebenarnya cukup mudah, kita cukup menggunakan wadah yang terbuat dari plastik seperti wadah tuperware. Jika wadah buatan sendiri yang terbuat dari triplek atau karton cukup mentup celah-celah yang masih bisa dilewati, atau memperbarui isolasi pada bagian bibir wadah. Berdasarkan pengalaman penulis yang membuat wadah dengan menggunakan kertas karton, saat kertas lembab ulat HK dapat membuat lubang dengan "memakan" kertas karton tersebut. JJadi tidak dianjurkan membuat wadah dengan kertas karton, baiknya menggunakan triplek (jika ingin membuat wadah sendiri).
Untuk proses budidaya secara umum sebagai berikut:
1. Siapkan wadah dan media yang berupa dedak yang ditabur tipis (tidak usah tebal-tabal). Untuk media bisa menggunakan dedak padi/ jagung. Untuk menghindari hama kutu "serbuk" dan kutu beras adabaiknya dedak ini dijemur terlebih dahulu. Kalau kita lihat di video youtube budidaya ulat HK diluar negri, media yang digunakan adalah gandum (seperti quaker oat) namun tentu ini cukup mahal dibanding dedak biasa.
2. Masukkan kepik atau kumbang dewasa kewadah tersebut sesuai keinginan. Kepik dewasa dan siap jadi indukan memiliki warna hitam pekat, jika masih berwrna kecoklatan berarti kepik masih belum siap menjadi indukan
3. Beri pakan secukupnya berupa buah-buahan atau sayuran atau voor/ pelet.
4. Sesekali wadah/ media di semprotkan sedikit air agar media tidak terlalu kering
5. Jaga kondisi wadah agar tidak terlalu kering atau terlalu lembab.
6. Setelah sekitar 10-20 hari kepik bisa dipindahkan kewadah lain. Pemindahan bisa dilakukan dengan cara pengayakan. Namun jika tidak mau sedikit repot kepik bisa dibiarkan pada wadah tersebut hingga mati. Kelebihan bila kita melakukan pemindahan kepik dengan penyaringan adalah wadah/ media lebih bersih dari bangkai kepik, sehingga saat pemanenan ulat HK jadi lebih bersih dan mudah.
7. Wadah berisi telur biasanya akan menetas 1-2 minggu kemudia. Jika sudah terlihat ada anakan ulat HK, wadah sesekali disemprotkan air dan ditambah sedikit dedaknya, serta pakan bisa diberikan sedikit saja menyesuaikan daya makan anakan ulat HK.
Berikut video siklus ulat HK dan proses budidaya ulat HK:
Selamat mencoba...
Semoga bermanfaat....
Evaluasi dan perbaikan kualitas Kerja
Seperti kita ketahui ulat hongkong adalah salah satu pakan farorit untuk hewan peliharaan khususnya untuk burung pemakan serangga atau hewan peliharaan berupa reptile. Secara kandungan, ulat hongkong bisa dikatakan memiliki nilai protein yang tinggi, yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi hewan peliharaan.
Membuat Animasi 3D Sederhana (Flash CS5)
Dalam berbudidaya ulat hongkon dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Hal ini dikarenakan dalam perkembangannya ulat hongkong membutuhkan waktu yang cukup lama. Siklus yang dibutuhkan ulat hongkong dari telur hingga menjadi kepik atau kumbang membutuhkan kisaran waktu 3-6 bulan. Namun jika ingin di jadikan pakan ulat sudah bisa digunakan saat usia 1-2 bulan.
Sumber Gambar: www.gemaperta.com |
Berdasarkan pengalaman penulis saat mencoba membudidaya ulat hongkong ada beberapa kendala yang sering dijumpai :
- Hama yang mengganggu perkembangan bahkan membuat ulat mati
- Ulat hongkong banyak yang mati
- Telur yang berhasil menetas jumlahnya sedikit
- Pakan yang tidak cocok
- Ulat hongkong yang keluar dari kotak penangkaran
Untuk kendala-kendala diatas akan dijabarkan lebih jelasnya:
- Hama
Hama yang paling umum mengganggu ulat hongkong (ulat HK) adalah semut, cicak, tikus. Jadi kita harus bisa membuat kotak penangkaran yang bisa mengamankan ulat HK dari hama-hama tersebut. Namun selai dari hama yang disebutkan sebelumnya, ada hama yang belum pernah disebutkan oleh para peternak ulat HK di blog, situs web atau video youtube mereka. Hama itu adalah berupa ulat ngengat dan "kutu serbuk".
Hama yang berupa ulat ngengat awalnya tampak tidak mengganggu, namun jika sudah terlalu banyak akan membuat sarang yang berupa bungkusan atau kepompong yang mengganggu. Ulat Ngengat ini terkadang memakan ulat hongkong jika mereka kekurangan pakan. Karena ulat ini cukup rakus pakan yang kita niatkan untuk diberikan ke ulat HK, namun akan berkurang jatahnya karena ulat ngengat ini pun ikut menghabiskan pakan.
Hama lainya yang cukup aneh adalah "Kutu serbuk". Penulis mengistilahkan demikian karena tidak mengetahui nama atau apa sebenarnya hama ini. Namun brdasarkan pengamatan penulis hama ini berupa serangga yang begitu kecil, seperti serbuk atau pasir yang amat kecil. Jadi jika kita perhatikan akan terlihat pergerakan kecil-kecil yang amat banyak pada kotak ulat hongkong, terkadang mengeluarkan aroma yang khas. Serangga ini perkembangannya amat cepat dan banyak. Mirip seperti ulat ngengat, karena jumlahnya yang banyak, pakan ulat HK ikut dihabiskan, penulis menduga penyebab banyak telur ulat HK tidak menetas (kemungkinan dimakan oleh "kutu serbuk" ini)
- Ulat Hongkong Banyak yang mati.
Secara umum ada beberapa penyebab bayaknya ulat HK yang mati, diantaranya pakan yang mengandung zat-zat beracun seperti pemtisida umpamanya. Terkadang jika kita memberi sayuran atau buah akan terdapar residu peptisida pada pakan tersebut. Hal ini lah yang menyebebkan ulat HK mti. Penyebab lain yang mungkin adalah wadah yang kurang sirkulasi udaranya, terlalu lembab, atau terlalu kering (kurang air).
- Telur gagal menetas
Budidaya dikatakan berhasil jika hasil yang diperoleh banyak. Namun jika yang diperoleh sedikit yang jadi, maka bisa dikatakan budidaya gagal. Kemungkinan penyebab gagal menetasnya telur bisa disebabkan oleh tempat yang terlalu lembab, atau media yang berjamur, wadah yang kurang sirkulasi udaranya, atau disebabkan hama "kutu serbuk". Semua faktor diatas kemungkinan amat besar pengaruhnya terhadap daya tetas ulat hongkong. Untuk menigkatkan daya tetas telur diusahakan media yang berupa dedak, dijaga agar bersih dari hama (bisa dengan dijemur dahulu), media dijaga dari kelembaban berlebih, sirkulasi wadah harus tetap dijaga agar media tidak ditumbuhi jamur.
- Pakan yang tidak cocok
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, pakan sangat berpengaruh terhadap perkembangan ulat HK. Pakan sebaiknya pakan alami yang bebas zat beracun (contohnya peptisida). Pakan berupa voor (pakan ternak ayam/ bebek) bisa digunakan asal tidak mengandung zat yang bersifat meracuni. Hal ini diketahui dengan melakukan percobaan, jika setelah menggunakan suatu pakan dan uat HK banyak yang mati, kemungkinan pakan tersebut mengandung zat yang meracuni ulat HK.
- Ulat HK keluar wadah
Untuk mengatasi hal ini sebenarnya cukup mudah, kita cukup menggunakan wadah yang terbuat dari plastik seperti wadah tuperware. Jika wadah buatan sendiri yang terbuat dari triplek atau karton cukup mentup celah-celah yang masih bisa dilewati, atau memperbarui isolasi pada bagian bibir wadah. Berdasarkan pengalaman penulis yang membuat wadah dengan menggunakan kertas karton, saat kertas lembab ulat HK dapat membuat lubang dengan "memakan" kertas karton tersebut. JJadi tidak dianjurkan membuat wadah dengan kertas karton, baiknya menggunakan triplek (jika ingin membuat wadah sendiri).
Untuk proses budidaya secara umum sebagai berikut:
1. Siapkan wadah dan media yang berupa dedak yang ditabur tipis (tidak usah tebal-tabal). Untuk media bisa menggunakan dedak padi/ jagung. Untuk menghindari hama kutu "serbuk" dan kutu beras adabaiknya dedak ini dijemur terlebih dahulu. Kalau kita lihat di video youtube budidaya ulat HK diluar negri, media yang digunakan adalah gandum (seperti quaker oat) namun tentu ini cukup mahal dibanding dedak biasa.
2. Masukkan kepik atau kumbang dewasa kewadah tersebut sesuai keinginan. Kepik dewasa dan siap jadi indukan memiliki warna hitam pekat, jika masih berwrna kecoklatan berarti kepik masih belum siap menjadi indukan
3. Beri pakan secukupnya berupa buah-buahan atau sayuran atau voor/ pelet.
4. Sesekali wadah/ media di semprotkan sedikit air agar media tidak terlalu kering
5. Jaga kondisi wadah agar tidak terlalu kering atau terlalu lembab.
6. Setelah sekitar 10-20 hari kepik bisa dipindahkan kewadah lain. Pemindahan bisa dilakukan dengan cara pengayakan. Namun jika tidak mau sedikit repot kepik bisa dibiarkan pada wadah tersebut hingga mati. Kelebihan bila kita melakukan pemindahan kepik dengan penyaringan adalah wadah/ media lebih bersih dari bangkai kepik, sehingga saat pemanenan ulat HK jadi lebih bersih dan mudah.
7. Wadah berisi telur biasanya akan menetas 1-2 minggu kemudia. Jika sudah terlihat ada anakan ulat HK, wadah sesekali disemprotkan air dan ditambah sedikit dedaknya, serta pakan bisa diberikan sedikit saja menyesuaikan daya makan anakan ulat HK.
Berikut video siklus ulat HK dan proses budidaya ulat HK:
Selamat mencoba...
Semoga bermanfaat....
Evaluasi dan perbaikan kualitas Kerja
Cara hilangin kutu serbuk gimana?
ReplyDeleteBerdasarkan pengalaman, media ternah harus di ganti yang baru, dibersihkan dari kutu serbuk/ tungau. Pemberian pakan yang membuat media jadi lembab di kurangi. Penulis sendiri masih kesulitan mengatasi hama ini
DeleteMatur newun sanget ulasane
ReplyDeletesaya lagi belajar melihara ulat hongkong yang awalnya beli untuk pakan reptil peliharaan, ada yang jadi pupa dibiarkan menjadi kumbang dan bertelur menjadi ulat. rencanya akan jadikan bibit lagi
Salam sehat dan sukses selalu
Cah Cilacap, nang Cibinong
Moga lancar kang
Delete